Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

MANIFESTO GERAKAN PMII MENYIKAPI PERKEMBANGAN ZAMAN DALAM REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Thursday, July 15, 2021 | 8:28 AM WIB Last Updated 2021-07-15T15:28:01Z

 

Oleh: Agus Junaidi (Rayon Al-Fatah Universitas Trunojoyo Madura)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu organisasi yang sangat besar di Indonesia. Namun, sangat disayangkan apabila organisasi kemahasiswaan sebesar PMII tidak memiliki manifesto yang jelas dalam mempertimbangkan dalam perkembangan zaman khususnya perkembangan revolusi industri. Oleh karena itu, manifesto yang  jelas dibutuhkan agar tidak menyia-nyiakan potensi dari anggota/kader PMII di tengah tantangan revolusi industri 4.0. Manifesto yang bagus adalah manifesto yang berkelanjutan. Berkelanjutan di sini maksudnya adalah mampu berjalan dengan baik, tidak berhenti di tengah jalan, dan memiliki dampak positif yang berkelanjutan.

Untuk mewujudkan manifesto yang berkelanjutan, seluruh bagian PMII harus saling bekerja sama satu sama lain. Selain untuk menjaga silaturahmi, juga menjaga kestabilan berjalannya manifesto yang berkelanjutan. Penulis menuliskan tiga poin penting manifesto arah gerakan masa depan PMII: yaitu produktif, inofatif, dan kolaboratif. Tiga hal ini nantinya mampu mewujudkan manifesto yang berkelanjutan dan saling berhubungan.

Yang pertama adalah produktif. Terlalu kuno untuk memikirkan apa yang kita peroleh dari PMII, jika kita sudah menjadi anggota, kader apalagi pengurus maka buang jauh-jauh pikiran tersebut. Bukan tentang apa yang kita peroleh tapi tentang apa yang kita berikan. PMII membutuhkan kita untuk menjadi anggota/kader yang produktif. Artinya kita memiliki bentuk nyata berupa karya yang kita berikan. Kajian atau diskusi satu dua jam bahkan semalaman akan hanya berhenti sebagai ilmu pengetahuan saja apabila kita tidak menghasilkan karya. Pengembangan minat dan bakat anggota/kader PMII harus lebih diasah lagi, kaderisasi harus lebih dioptimalkan lagi.

Siapa pun itu akan mati tidak dikenal dan tidak dikenang jika tidak memberikan karya.  Memang seharusnya ini bukanlah masalah, tapi dengan adanya revolusi industri, para warga pergerakan harus membuka pikiran bahwa ini adalah peluang besar. Era industri 4.0 perlahan-lahan mendorong penggunaan artificial intelligence untuk menggantikan tenaga manusia serta perkembangan internet of thing yang membuat segala informasi mengalir dengan mudah. Digitalisasi dalam revolusi industri 4.0 bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan karya-karya warga pergerakan pada dunia.

Yang kedua adalah inofatif. Inovatif yang dimaksud adalah manjadikan  anggota/kader yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memanfaatkanya dengan inovasi yang sejalan dengan kemampuan anggota/kader PMII. Tujuannya adalah supaya anggota/kader PMII tidak ditenggelam oleh zaman namun mampu berselancar di atas perkembangan zaman yang selalu maju. Inovatif di sini juga mampu menjadikkan PMII menjadi pengawal rovolusi industry 4.0 dan membantu masyarakat awam untuk juga beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Contohnya seperti jualan online atau online shop yang jauh lebih memudahkan penjual tanpa harus mencari lahan untuk membuka toko dan memudahkan pembeli tanpa harus mengantri, tukang becak yang mengalami penurunan pelanggan sejak adanya ojek online, pintu masuk dan keluar tol sudah tidak lagi membutuhkan banyak karyawan sehingga menambah angka pengangguran yang ada. Contoh itu menunjukkan betapa pentingnya beradaptasi dengan zaman. Beradaptasi saja masih belum cukup, PMII juga harus bisa menjadi organisasi yang mampu memberikan perubahan dengan inovasi-inovasi kreatif. Menjadi sedikit lebih baik tidak akan membuat kita terlihat namun menjadi lebih beda dengan hal-hal yang yang baru bisa membuat kita dilihat lebih.

Yang terakhir adalah kolaboratif. Konflik harus bisa diminimalisasi dengan baik oleh anggota/kader PMII. Hal ini dibutuhkan untuk menjalin kerja sama dengan organisasi lain baik intra kampus maupun ekstra kampus bahkan juga harus mampu bekerja sama dengan istansi-istansi pemerintah dan pengusaha. Ini penting untuk belajar dari bagaaimana mereka berproses serta memudahkan kita untuk menemukan ide-ide baru juga memudahkan kita menyebarkan ajaran ahlussunnah wal jama’ah dan juga mampu mengenalkan tujuan PMII itu sendiri; terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangka cita-cita kemerdekaan. Tanpa kolaborasi dengan organisasi atau istansi lain kita akan kesulitan untuk melakukannya dan hanya memiliki ruang lingkup yang sempit.

Ketiga poin ini saling berhubungan satu sama lain dan bersifat berkelanjutan. Untuk menjadi produktif kita membutuhkan ide-ide yang inofatif, supaya karya lebih dikenal  oleh banyak orang maka kita harus berkolaborasi dengan pihak yang lain. Ketertarikan minat istansi pemerintah, para investor dan juga oragnisasi lainnya itu bergantung dengan apa yang kita hasilkan. Karya dari anggota/kader manjadi nilai tukar yang bagus untuk membuat mereka melirik kita untuk menjalin kerja sama. Tentunya dengan menjadi anggota/kader yang invatif,produktif  dan kolaboratif akan menjawab tantangan zaman yang kian tahun menambah angka pengangguran. Beberapa pekerjaan konvensional akan menghilang, seharusnya kita sebagai kader pergerakan bisa berpikir jauh ke depan untuk melakukan gerakan mengawal revolusi industri 4.0.

Dalam beradaptasi dengan perubahan zaman yang ada, dunia digital memiliki peran penting. Para pelajar mau tidak mau harus terbiasa dengan transisi ini. Para pelajar harus belajar mengikuti kegiatan-kegiatan secara online supaya terbiasa dan tidak kaget dengan perubahan yang akan datang. Mengikuti lomba secara online, mengikuti pelatihan online, mengikuti webinar dan hal-hal lain yang berbau online bahkan dari segi ekonomi, digitalisasi menjadi hal penting guna perkembangan ekonomi. Ini menunjukan bahwa digitalisasi menjadi hal penting.

Anggota/kader PMII harus menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Kita sebagai kader pergerakan tidak boleh untuk selalu berpikir stagnan, jika tidak berpikir maju jauh kedepan maka kita tidak mungkin untuk bisa beriringan dengan zaman. Bukan malah mengawal perkembangan zaman namun kita akan ditinggalkan oleh perkembangan zaman jika tidak memiliki kemampuan yang bisa menjalankan ketiga poin tersebut. Revolusi industri 4.0 akan menghilangkan beberapa pekerjaan konvensional. Bertambah atau berkurangnya angka pengangguran bergantung dengan apa yang bisa kita lakukan. Mennjadi pengangguran  atau mampu meminimalisasinya? Revolusi industri memaksa kita untuk terus bergerak karena hanya ada dua pilihan: bergerak bersama zaman atau mati ditelan zaman.

Ini lah mengapa penulis mengatakan bahwa manifesto ini berkelanjutan. Produktif, inovatif dan kolaboratif tidak bisa dicapai apabila kita tidak memiliki skill berupa critical thinking, manajemen people, komunikasi dan kreatif. Empat hal ini adalah syarat wajib untuk mewujudkan anggota/kader PMII yang mampu produktif, inovatif dan kolaboratif. Tanpa keempat kemampuan ini bisa jadi PMII hanya akan menjadi mahasiswa biasa yang nantinya hanya akan menjadi lulusan yang akan menjadi pekerja konvensional atau bahkan menambah angka pengangguran.

Manifesto ini adalah manifesto yang wajib diperhitungkan dalam melakukan gerakan. Perkembangan zaman tidak bisa hanya dipandang sebelah mata. Menjadi anggota/kader PMII  yang produktif, inovatif dan kolaboratif adalah hal yang wajib dilakukan dalam melakukan gerakan yang nyata.

Internet tentu menjadi potensi sekaligus tantangan bagi para warga pergerakan. Potensinya tentu berkaitan dengan pertumbuhan bisnis pasar industri digital yang berkontribusi besar untuk pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia. Selain itu dunia digitalisasi sekarang mampu menjadi catatan sejarah yang ada. Hal ini berguna untuk menjaga kelestarian kebudayaan  Indonesia yang kian mengikis. Para warga pergerakan harus benar-benar eksis di media digitalisasi dalam menyambuat peruabahan zaman.

Inilah tantanganya! Bergerak produktif atau diam diterkam zaman. Tentunya ini bukan hanya kalimat kiasan. Indonesia saat ini mengalami bonus demografi. Bonus demografi Indonesia diprediksi menuju Indonesia emas di tahun 2045. Dampak perubahan struktur umur penduduk terhadap ekonomi tersebut dikenal dengan bonus demografi. jumlah penduduk usia produktif mulai 15 hingga 64 tahun mencapai 60 persen. Ini berarti penduduk produktif hanya menanggung biaya hidup penduduk tidak produktif dengan usia 0 - 14 tahun dan usia 65 tahun ke atas.

Apabila sumber daya manusia (SDM) yang mencapai 60 persen itu terampil, maka bangsa ini akan meraih bonus demografi. Ini berarti perekonomian Indonesia akan tumbuh pesat berkat keterampilan dan kreativitas mereka yang berusia produktif. Untuk menghasilkan penduduk yang terampil, bertalenta, inovatif, kreatif, memiliki daya saing, dan berkarakter, maka berbagai upaya ke arah itu harus dipersiapkan sejak kini, kemudian mempertahankannya, bahkan meningkatkan kualitas SDM yang sudah ada.

PMII harus menjadi organisasi paling peka dalam permasalahan ini. Gerakan PMII seharusnya mampu menyelamatkan Indonesia dari bencana demografi yang mana melimpahnya angka pengangguran dan menurunnya ekonomi negara. PMII harus menjadi pahlawan untuk bangsanya sendiri. PMII harus mampu menentukan kemana bangsa ini akan menyongsong masa depannya, apakah menjadi bangsa besar yang beradab, cerdas dan siap beradaptasi dengan perubahan zaman. Atau, menjadi bangsa seksi namun diperkosa untuk kenikmatan bangsa asing. Sekali lagi! Inilah tantanganya! Bergerak produktif atau diam diterkam zaman!

×
Berita Terbaru Update