Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Konsep ECOSOFREN: Pendekatan Holistik dalam Pengembangan Kapasitas Kader PMII di Era Globalisasi

Saturday, July 13, 2024 | 4:06 PM WIB Last Updated 2024-07-13T23:06:29Z


ECOSOFREN merupakan konsep pendidikan yang baru dan inovatif yang mengintegrasikan tiga komponen utama: ekologi, aspek sosial dan kebudayaan, serta kewirausahaan. Istilah "ECOSOFREN" sendiri terdiri dari akronim dari kata-kata "Ecology", "Social Foundation", dan "Entrepreneur", yang secara simbolis mencerminkan fokus utama dari konsep ini. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan sebuah pendekatan pendidikan yang holistik, yang tidak hanya menekankan pada pengetahuan akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan praktis yang relevan dengan tantangan global yang kompleks saat ini.

ECOSOFREN tidak hanya mengedepankan pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara manusia dan lingkungannya, tetapi juga memperkuat nilai-nilai sosial dan budaya yang beragam, dan memberikan kesempatan untuk eksplorasi dalam konteks kewirausahaan untuk menghasilkan solusi inovatif yang berkelanjutan. Dengan demikian, ECOSOFREN bukan hanya menjadi dasar bagi pendidikan modern, tetapi juga menjadi platform untuk membentuk generasi masa depan yang siap menghadapi perubahan yang dinamis di era globalisasi ini.

Pemahaman konsep ECOSOFREN (Ecology, Social Foundation, Entrepreneurship) memiliki relevansi yang mendalam di kalangan anak muda, terutama dalam organisasi seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Konsep ini menggabungkan aspek lingkungan hidup (ekologi), kesejahteraan sosial, dan inovasi ekonomi untuk menanggapi tantangan-tantangan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat modern, termasuk masalah ekologi yang mendesak.

Hal ini sejalan dengan rumusan nilai-nilai yang diturunkan secara langsung dari ajaran Islam serta kenyataan masyarakat dan bangsa Indonesia yang kemudian di manifestasikan kedalam nilai dasar pergerakan didalam organisasi PMII, yang diantaranya adalah Hablu Minallah dan Hablun Minal Alam.

Di Indonesia, kita menyaksikan secara langsung dampak dari kondisi darurat ekologi yang semakin memburuk. Salah satu contoh yang mencolok adalah tingkat deforestasi yang tinggi di beberapa daerah, terutama di pulau Sumatera dan Kalimantan. Deforestasi ini terutama disebabkan oleh ekspansi perkebunan kelapa sawit dan industri kayu, yang telah menyebabkan hilangnya jutaan hektar hutan primer setiap tahunnya. Indonesia memiliki salah satu tingkat deforestasi tertinggi di dunia, yang tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati tetapi juga berdampak langsung pada kualitas lingkungan hidup dan iklim global.

Masalah lingkungan ini tidak hanya berdampak pada ekosistem alami, tetapi juga pada kehidupan sosial masyarakat lokal. Komunitas adat dan suku-suku asli sering kali menjadi korban utama dari aktivitas ekonomi yang tidak berkelanjutan, seperti perambahan hutan untuk kepentingan pertanian besar-besaran atau pertambangan. Mereka kehilangan sumber daya alam yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup, seperti air bersih, lahan pertanian, dan keanekaragaman hayati yang mendukung mata pencaharian tradisional mereka.

Aspek sosial dalam konsep ECOSOFREN menyoroti pentingnya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, yang tidak hanya memperhatikan pertumbuhan ekonomi tetapi juga kesejahteraan sosial masyarakat. Ketimpangan sosial yang ada di Indonesia memperburuk situasi, karena kelompok-kelompok rentan sering kali tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan kesempatan ekonomi. Pendekatan ECOSOFREN memungkinkan anak muda, termasuk anggota PMII, untuk menjadi agen perubahan dalam mempromosikan pembangunan yang adil secara sosial dan lingkungan.

Di sisi kewirausahaan, konsep ECOSOFREN menawarkan model pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Anak muda dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan usaha-usaha yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga berkontribusi positif terhadap lingkungan dan masyarakat. Contoh nyata termasuk pengembangan teknologi hijau, seperti energi terbarukan dan pengelolaan limbah yang efisien, serta praktik-praktik pertanian berkelanjutan yang mempertahankan produktivitas tanah dan melindungi lingkungan sekitar.

Pendidikan tentang konsep ECOSOFREN juga penting untuk membangun kesadaran dan pengetahuan di kalangan anak muda. Dengan pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara manusia dan lingkungannya, mereka dapat mengambil keputusan yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan dalam kehidupan pribadi dan profesional mereka. PMII sebagai organisasi yang berpengaruh dapat memainkan peran strategis dalam mempromosikan pendidikan dan aksi yang berbasis pada nilai-nilai ECOSOFREN, mendorong anggotanya untuk menjadi pemimpin masa depan yang peduli dan berkomitmen terhadap keberlanjutan planet ini.

Secara keseluruhan, pemahaman dan penerapan konsep ECOSOFREN bukan hanya relevan tetapi juga mendesak ditengah tantangan ekologi global yang semakin kompleks. Melalui pendidikan, advokasi, dan aksi nyata, anak muda Indonesia, termasuk anggota PMII, dapat berperan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.




Penulis: Satya Graha Habibilah, S.Sos
(Kader PC PMII Ciputat)
Editor: Titis Khoiriyatus Sholihah
×
Berita Terbaru Update