Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Perut Tanah Ibu Pertiwi

Saturday, February 12, 2022 | 6:26 AM WIB Last Updated 2022-02-12T14:26:45Z
Foto Jaisyur

Tanah yang luas terhampar dari ujung ke ujung tampak mempesona berbentuk suatu negara, bentuk negara yang memberikan harapan besar kepada seluruh masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan budaya. Itulah Republik Indonesia, negara kesatuan yang dikelilingi lautan biru dan berjejeran ribuan pulau, terdapat banyak masyarakat adat yang mewarnai keanekaragaman hayati. Wilayah yang biasa disebut dengan Nusantara memiliki kekayaan alam yang besar untuk menghidupi seluruh masyarakat hingga turun temurun.

Hari ini, tanah itu di hadapkan dengan berbagai peristiwa menyakitkan yang membuat perut Ibu Pertiwi kita tampak rintih menangis kesakitan. Seluruh kekayaan alamnya lambat laun mulai terkikis di curi dari ibunda Nusantara, setiap tahunnya persoalan yang muncul selalu saja tentang tanah, ada apa sebenarnya?, bukankah ini tanah kelahiran kita?, kenapa selalu saja persoalan dugaan pencurian tanah dan lahan di tanah air kita sendiri. Hidup itu bagaimana bisa saling betukar cawan dan saling tersenyum melihat keindahan alam disekitar. Ternyata, tanah pertiwi kita benar-benar dirusak keberadaannya, eksploitasi membabi buta di kerjakan untuk proses-proses pengembangan dalihnya. Tapi nyatanya, Tanah ibu kita semakin lama semakin rusak di keruk hingga tak mampu lagi melahirkan anak cucu yang kelak akan menyelamatkan para sesepuh tua, yang sudah merawat negara dan bangsa ini.

Pemuda yang sadar dan hanya mampu melihat segala peristiwa dari kejauhan hanya mampu menagis, berharap ada seseorang yang mampu menghentikan pengrusakan yang akan berdampak terhadap keturunannya kelak, Pemuda yang sadar dan berani heroik untuk keluarganya selalu hilang ketika dia mulai melantangkan suaranya. Hari ini kita di bingungkan tentang siapa yang harusnya mampu merubah keadaan, agar kita bisa kembali lestari seperti dahulu kala. Masalah hari ini adalah bagaimana kita melawan bangsa kita sendiri, melawan saudara sendiri bagi orang baik adalah tindak kejahatan yang tidak boleh dilakukan. Tapi bagaimana dengan keluarga atau saudara yang hendak sengaja membunuh keberadaan kita. Apakah kita harus benar-benar diam melihat realitas ini. Bagaimana cara menyadarkan mereka bahwa Ibu kita menangis melihat perilaku anak cucu nya yang hendak terus menerus merusak tanah yang dimilikinya.

Hari ini kita harus sadar mereka yang menindas adalah orang yang memiliki gelar pendidikan lebih tinggi dan mampu memiliki kekuasaan karena mengutamakan kecerdasan otaknya. Bagi mereka kecerdasan otak bagaimana menyelamatkan perutnya sendiri. Maka dalam hal ini kita selaku orang yang sadar dan tertindas harus mampu memiliki kecerdasan otak yang lebih tinggi dari pada orang-orang tersebut dengan tujuan untuk menyejahterahkan anak cucu Ibu Pertiwi, rasa kemanusiaan harus di kedepankan, kepedulian juga diutamakan. Harapan 5 Asas Pancasila harus benar-benar terealisasikan.

Kehidupan ini akan terus berlanjut dengan orang-orang yang berbeda, masa demi masa akan terus bergulir mewarnai Tanah Ibu Pertiwi. Akan tetapi, apakah dimasa itu akankah ada sepucuk harapan yang hadir untuk bangsa ini? Semua itu tergantung kita para pemuda. Maka mulailah dari saat ini untuk terus menembuhkan rasa kepedulian dan kemanusian pada setiap pribadi, karena pintar saja tidak cukup untuk menyelamatkan bangsa. Harus ditumbuhkan kebaikan dari hati yang paling dalam untuk terus memikirkan kesejahteraan bangsa dan negara. Tanah kita adalah tanah yang akan terus hidup untuk generasi selanjutnya, maka sadarlah wahai tuan tanah. Kalian sedang tidak baik-baik saja.

Penulis : Jaisyur Robbani
Kader PMII Sumenep
Editor : Dimas
×
Berita Terbaru Update