Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Meneruskan Spirit Literasi Mahbub Junaidi

Wednesday, June 23, 2021 | 11:28 PM WIB Last Updated 2021-06-24T06:28:12Z


oleh : MuhammadFadhli

Sekretaris PC. PMII Rokan Hilir

Mahbub Junaidi lahir di Jakarta pada 27 Juli 1933, ia adalah seorang sastrawan Indonesia dan Ketua Umum Pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Dimata kader PMII, Mahbub Junaidi adalah sosok inspiratif yang dianggap telah memiliki segudang pengalaman di dunia sastra. Banyak pemikiran, langkah serta rekam jejak yang dapat menjadi teladan bagi kader-kader PMII untuk meneruskan spirit literasi dari kiprah Mahbub. Salah satu hal yang paling melekat dari beliau yang berkaitan dengan literasi adalah kritikan sosial Mahbub yang begitu tajam lewat tulisannya. 

Diberbagai kesempatan, Mahbub menjadikan literasi sebagai sarana terbaik dalam menuangkan ide, gagasan serta kritikan-kritikan. Kritikan yang ia lontarkan semata-mata bertujuan untuk memberi pembelaan terhadap kaum miskin, kaum pinggiran, tak terkecuali bagi para pengemis, pengamen, anak-anak kecil penjual koran di trotoar kota. Sebagai sosok aktivis dan organisatoris, Mahbub ditengah tantangan kebebasan yang masih tergolong dibatasi mencoba memberi kesadaran bagi pemerintah akan pentingnya masa depan rakyat kecil. Berupaya membantu memperjuangkan hak-hak rakyat yang tertindas melalui tulisan-tulisannya di pelbagai media masa. 

Literasi Ala Mahbub Junaidi

Bagi Mahbub, tulisan bukan hanya sekedar meluangkan ide ataupun pemikiran saja. Namun, lebih dari itu semua, literasi ala Mahbub justru lebih menjurus ke arah kritikan. Mahbub juga disebut sebagai pendekar pena, karena kelihaiannya dalam menulis. Lewat essainya yang berjudul "Kecuali" Mahbub memberikan kritikan pedas bagi wakil rakyat yang tidak mewakili rakyatnya waktu itu, ia menggambarkan sosok Lestari dengan reputasinya yang rusak serta plinplant. 

“Lelaki juga tolol. Mesti cari input dulu dong. Zaman “revolusi komunikasi” kok masih saja salah simpul dan salah pilih. Apa tidak dengar reputasi Sri Lestari seperti itu? Kok masih nekat pilih dia? Bukankah di negeri ini ada 50 juta gadis seumurnya? Apa bakal mati kalau tidak pilih Sri Lestari?”. 

Percakapan ini menuai bermacam perspektif, ada yang mengira bahwa Mahbub sedang menyalahkan masyarakat dalam memilih. Padahal bukan demikian, pesan yang ingin disampaikan Mahbub pada intinya adalah merupakan representative dari kekesalan rakyat terhadap kinerja wakil rakyat yang pada waktu itu tidak menjalankan amanah dengan baik, atau dengan kata lain Mahbub tengah berupaya untuk membuka ruang edukasi politik terhadap masyarakat luas.

PMII dalam Meneruskan Spirit Literasi Mahbub Junaidi

Literasi merupakan instrument penting yang perlu diterapkan di kalangan aktivis, tak terkecuali pula bagi insan pergerakan seperti PMII. PMII di dalam riwayat literasi di Indonesia memiliki tokoh literat hebat seperti Mahbub, nama Mahbub juga tercatat sebagai tokoh pers nasional. Secara menyeluruh, kader PMII tentunya memiliki camistry yang kuat dengan beliau. Terkhusus secara emosional dan silsilah keorganisasian. 

Saya kira spirit literasi ini perlu diditanamkan terhadap seluruh kader-kader PMII. Kita sadar betul, di masa pandemi, ruang pergerakan bagi kaum aktivis sangatlah sempit, dampak dari pandemi covid 19 berpengaruh besar bagi gerakan mahasiswa hari ini, sehingga literasi bisa dimanfaatkan sebagai ujung tombak dari berbagai kegiatan, termasuk meneruskan budaya kritis melalui tulisan.

Melalui riwayat perjalanan Mahbub, kader PMII harus menyadari bahwa perlunya meneruskan spirit literasi. Literasi menjadi bagian penting yang tidak boleh terpisah dalam sendi kehidupan. Baik bagi kaum pelajar, aktivis, publik figure, bahkan masyarakat sekalipun. Berangkat dari upaya meneruskan spirit literasi ala Mahbub ini, di tengah minimnya budaya literasi di bumi NKRI, terutama di daerah pinggiran Indonesia. Kita berharap budaya literasi nasional dapat meningkat. Tujuannya adalah untuk melahirkan SDM yang berpengetahuan, Inovatif, Kreatif, serta Kritis sesuai dengan perkembangan zaman.

×
Berita Terbaru Update