Oleh: Bang Igho (Ketua Rayon FKIP)
Komisariat Unilaki
PMII Cabang Konawe
Mahasiswa bukan lagi seseorang yang menempuh pendidikan dalam sekolah menengah atas (SMA), akan tetapi ia telah menyandang gelar baru MAHA atas kesiswaanya, yang memberikan identitas baru yang berbeda. Identitas tersebut tidak didapatkan dengan mudah melainkan melalui perjuangan dan kerja keras serta kesabaran. Maka bisa dikatakan bahwa predikat mahasiswa sebagai simbol juara. Selain itu juga mahasiswa sering disebut sebagai agen of change, pembawa perubahan dan pemimpin masa depan. Oleh karena itu seiring identitas yang melekat pada diri mahasiswa, ada peran yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi dari identitas tersebut. Dari aspek akademis mahasiswa dituntut untuk terus belajar, lebih dari itu ada tugas yang lebih utama yaitu pertanggung jawaban identitas terhadap masyarakat.
Tetapi tidak semua hal bisa dipelajari di dalam ruang perkuliahan, ada banyak hal yang tidak di dapatkan di ruang kelas dan harus di pelajari di luar ruang kelas, salah satunya organisasi. Organisasi hadir sebagai wadah untuk mengembangkan diri dari berbagai aspek, mulai dari aspek kepemimpinan, manajemen organisasi, serta membangun jaringan (net working).
Kampus dan organisasi seyogianya adalah dua elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam ber-mahasiswa, karena mahasiswa yg tidak ditopang oleh organisasi hanya akan melahirkan generasi yg apatis, dan tidak peka terhadap realitas sosial. paradigma yang muncul hari ini dikalangan mahasiswa bahwasannya organisasi hanya akan menghalangi kuliah, padahal kenyataannya tidak seperti yg dipikirkan. Organisasi hadir sebagai wadah untuk meng-aktualisasikan diri, dan sebagai wadah pengembangan diri dan bakat, oleh karena itu PMII hadir sebagai solusi ditengah2 kebingungan dan keapatisan mahasiswa. Sebagai kader PMII ini menjadi tugas besar kita untuk menyembuhkan pola pikir mahasiswa yg alergi terhadap organisasi.
