Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Generasi Millenial dalam Pusaran Radikalisme

Thursday, July 15, 2021 | 8:11 AM WIB Last Updated 2021-07-15T15:15:26Z



 Oleh: Kurnia Asyahari Meilya Putri (Kopri Rayon Syariah UIN STS Jambi)

         Radikalisme adalah hal yang mengancam generasi millenial. Sebagaimana kita ketahui, generasi millenial sedang berada pada masa muda, yakni masa berjalannya proses pencarian identitas dan jati diri. Generasi millenial seringkali menjadi sasaran radikalisme karena situasi ini.

Generasi milenial tumbuh pada zaman perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat. Pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini jangan sampai terarah ke hal-hal negatif dan destruktif, yang mendorong perilaku kontraproduktif terhadap integrasi nasional seperti sikap radikal. Sikap radikal dalam dunia akademik dibutuhkan untuk mengkritik teks atau materi, tetapi sikap ini menjadi masalah apabila bertujuan mengubah hal yang sifatnya fundamental seperti dasar negara.

Radikalisme dalam kehidupan sehari-hari dapat dengan mudah diketahui ciri-cirinya: menganggap bahwa pandangannya yang paling benar, sedangkan pandangan yang berbeda dengan dirinya itu salah (fanatik), tidak mau menerima perbedaan dan keyakinan orang lain (intoleran), menghendaki adanya perubahan secara cepat dan drastis dengan cara kekerasan (terorisme), serta cenderung untuk memisahkan dan membedakan diri dengan kelompok masyarakat tertentu (ekskusif).

Generasi millenial yang berada dalam masa transisi krisis identitas rentan mengalami apa yang disebut oleh Quintan Wiktorowicz (2005) sebagai cognitive opening (pembukaan ruang kongnitif), yakni proses mikro-sosiologis yang mendekatkan generasi muda pada penerimaan terhadap aspek gagasan baru yang lebih radikal. Generasi muda mudah terpengaruh dengan hal-hal yang memancing konflik seperti keberadaan hoaks, berita provokasi, dan caci-maki di dunia virtual. Oleh karena itu, penumbuhan nalar kritis, peningkatan literasi digital, dan optimalisasi patroli siber perlu dimaksimalkan guna menghindarkan generasi millenial dari doktrin radikalisme.


×
Berita Terbaru Update