Oleh : Azhuriyah
Rayon Syariah
Komisariat UIN STS jambi
PMII adalah organisasi kemahasiswaan yang berdiri pada tanggal 17 april 1960. PMII adalah organisasi yang sangat besar di Indonesia. Namun sangat disayangkan jika para kader PMII tidak memiliki jiwa literasi yang mampu mengubah pola pikir dan mindset para kader PMII menjadi lebih baik lagi.
Bagaimana cara mengubah pola pikir dan mindsetnya? membaca adalah jawabannya. Dengan membaca kita banyak mendapatkan informasi, begitupun dengan teknologi yang semakin canggih saat ini sehingga kita juga bisa lebih mudah dalam mencari informasi terbaru dan bisa membaca pembelajaran-pembelajaran baik itu sejarah, cerita, ataupun motivasi-motivasi yang mampu memperluas wawasan-wawasan kita.
Membaca memiliki peran yang sangat vital dalam menyumbang generasi-generasi emas pembawa kemajuan, tentu kita sepakat bahwa membaca akan meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan.
Menurut Nurhadi "Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi dan dampak bacaan itu.”
Berkurangnya minat membaca pada generasi muda sekarang dikarenakan banyak orang yang memilih berlama-lama bermain gadget atau gawai. Selain itu di masa modern ini, menikmati hal-hal visual seperti acara televisi atau video di internet dianggap lebih menarik daripada membaca.
Padahal dengan sering membaca, kita mampu memperkaya kosa kata sehingga meningkatkan konsentrasi dan daya ingat. Selain itu, membaca juga mampu meningkatkan keterampilan menulis. Dengan itu kita akan terbiasa dengan kata, kalimat dan paragraf. Karenanya, kalau kita ingin lancar menulis maka kita harus rajin membaca. Perbanyaklah membaca hingga kau melihat dunia dan menulislah agar kau di lirik dunia.
Begitu juga dengan prestasi, prestasi mampu mempublikasikan kemampuan-kemampuan positif dan kualitas-kualitas yang sangat baik pada kader-kader PMII agar di kenal lebih luas lagi dengan kualitasnya bukan kuantitas seperti kata harold wilkins "Dunia prestasi dan pencapain selalu menjadi milik orang-orang optimis".
Faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu intelegensi, minat, bakat dan motivasi. Sedangkan faktor ekstern adalah lingkungan sekolah/kampus, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan. Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter tersebutlah yang sangat di butuhkan para kader-kader PMII, karakter itu menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.
Menurut penulis, kader-kader PMII sangat membutuhkan prestasi, karena dengan prestasi mampu meningkatkan semangat pada para kader-kader PMII lainnya, dengan adanya prestasi maka semakin bertambah pula pengalaman kita, begitupun pembelajaran.
Adapun manfaat dari prestasi yaitu. Pertama, Membantu seseorang ketika memasuki dunia kerja.Kedua,Memberikan seseorang peluang untuk meraih beasiswa.Ketiga, Membantu seseorang untuk menentukan studi lanjut yang sesuai dengan nilai prestasi tertinggi. Keempat, Membantu seseorang dalam menekuni suatu prestasi yang bisa dijadikan sebagai peluang untuk membuka usaha sendiri (berwirausaha).
Seseorang yang berprestasi memiliki tekat yang kuat, ia akan terus berusaha dan bekerja keras untuk mendapatakan hasil yang terbaik.Tujuan menentukan bagaimana seorang berpikir dan bertindak. Semakin mendekat suatu tujuan, maka semakin semangat kita untuk menggapainya. Selain itu membaca juga sangat di butuhkan, mereka yang ingin berprestasi maka rajinlah membaca buku untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita, dengan rajin membaca buku maka kalian akan mudah meraih prestasi.
Sukses meraih prestasi dalam kehidupan merupakan keinginan dan impian setiap orang. Namun, kebanyakan dari mereka hanya menjadikan kesuksesan sebagai impian tanpa adanya usaha.
