Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

September Hitam

Saturday, September 18, 2021 | 7:20 AM WIB Last Updated 2021-10-14T11:03:46Z


Oleh: M. Siregar

September hitam menjadikannya bulan yang penuh dengan kisah-kisah kelam ..

Tumpukan arsip bertajuk ketidakadilan dibiarkan terbengkalai tak dihiraukan,

Septemberku dengan rentetan kasus HAM yang tak terselesaikan,


Terhitung sejak tanggal tujuh di awal september , 

 Pembunuhan Cak Munir  yang kini sudah tujuh belas tahun tanpa pengusutan bahkan terancam daluwarsa, 

Di ketinggian empat puluh ribu kaki di atas tanah Rumania sang Munir di racun di udara,

September di tahun corona atau tahun duka, menjadi saksi bahwa tidak ada komitmen dan keseriusan pemerintah dalam menangani kasusnya,

Semoga Cak Munir tenang di alam nirwana meski keluarga dan rakyatnya kecewa..


Kemudian tanggal dua belas di pertengahan bulan september,

Peristiwa Tanjung Priok tiga puluh tujuh tahun silam yang merupakan tragedi kemanusiaan,

Kerusuhan terjadi karena tindakan aparat yang berlebihan terhadap demonstran mengakibatkan tujuh puluh sembilan orang menjadi korban,

 Lagi-lagi di september tahun corona atau tahun duka, 

keadaan masih tetap sama,

Hak-hak korban masih saja menjadi tanda tanya,

Di tambah lagi kejelasan status para korban yang hingga kini hilang tak ditemukan jasadnya..


Lanjut lagi tanggal dua puluh di bulan september,

Reformasi di korupsi ialah judul besarnya,

Serangkaian unjuk rasa  oleh mahasiswa, pelajar, jurnalis hingga serikat pekerja,

Berbondong-bondong memadati jalanan ibu kota,

Melontarkan tuntutan agar pemerintah membatalkan pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana  begitu juga Undang-Undang KPK dan sederet tuntutan lainnya,

Pita suara dibayar lunas dengan gas air mata, 

Pentungan aparat mendarat di kepala lalu mengucur darah dengan derasnya,

Lantunan sajak-sajak nestapa berujung dengan pembungkaman paksa hingga memakan korban jiwa,


Belum usai, bahwa tertanggal dua puluh enam september,

Di arak dan disiksa Salim Kancil dihilangkan nyawanya,

Jasad petani malang berusia empat puluh enam tahun itu dibiarkan tergeletak di pinggir jalan raya,

Ternyata pagi cerah itu menjadi pagi terakhirnya bercengkrama dengan sang cucu di teras rumah mereka,

Semua bermula dari aksi protesnya dengan dua belas teman masa kecilnya,

Penambangan pasir di Desa Selok Awar-Awar lebih tepatnya,

Anti tambang bahwasanya aktivitas tambang ilegal itu merusak satu-satunya mata percahariannya,

Ialah seluas delapan petak atau setara dengan 1,5 hektar sawahnya rusak dan tak tergarap,


Yang terakhir di bulan september,

Peristiwa gerakan tiga puluh september merupakan salah satu tragedi kelam dalam sejarah bangsa Indonesia,

Sebanyak tujuh orang perwira TNI dibunuh secara keji dan diperlakukan seperti bukan manusia,

Mereka di tuduh melakukan makar terhadap sang proklamator bangsa sekaligus presiden pertama,

Kemudian mayatnya dibuang ke dalam sumur di kawasan lubang  buaya,

Yang pertama Jendral Ahmad Yani namanya,

Meregang nyawa oleh senapan PKI dini hari di kediamannya,

Yang kedua Mayjen R. Soerapto namanya,

Dengan mengenakan sarung dan piyama ia keluar rumah menemui rombongan yang mengaku Cakrabirawa lalu memintanya menemui presiden saat itu juga,

Selaku prajurit yang patuh pada pemimpin tertingginya dengan cepat ia mengiyakannya,

Di luar dugaan, sebatang senapan menodong kepala dan menggiringnya menuju lubang buaya,

Yang ketiga MT Haryono namanya,

Sang jendral yang termasyur akan rasa sayangnya pada anak-anak ini tumbang tak bernyawa setelah beberapa peluru bersarang di tubuhnya,

Yang keempat Mayjen S. Parman namanya,

Dengan santun para penculik berseragam Cakrabirawa berhasil mengelabui sang jendral dengan mengatakan bahwasanya susana sedang genting diluar sana,

Yang kelima Brigjend D.I Panjaitan namanya,

Mengira dirinya akan bertemu dengan presiden dan berpakaian resmi layaknya akan pergi ke satu upacara namun ternyata semua tak sesuai ekspetasinya,

Sang jendral yang berasal dari Tapanuli ini sempat melakukan perlawanan sebelum akhirnya tewas di halaman rumahnya,

Yang keenam Brigjen Sutoyo Siswodiharjo namanya,

Dikelabui dengan modus yang sama yaitu diminta untuk menemui presiden sang jendral diajak naik ke satu truk dalam keadaan mata tertutup dan terikat tangannya,

Sang jendral di tembak dan jenazahnya dimasukkan ke dalam sumur dan ditutup menggunakan sampah dan dedaunan tua,

Yang ketujuh Lettu Pierre Andreas Tandean namanya,

Lelaki yang akrab di sapa tandean ini ialah bawahan jendral A.H. Nasution yang merupakan target sesungguhnya,

Ia mati terbunuh karena menyelamatkan atasannya,

Pahlawan Revolusi disematkan kepada meraka sebagai penghormatan tertinggi atas jasa dan pengorbanannya,


Itulah deretan peristiwa dan tragedi kelam bangsa Indonesia,

Yang memicu sebuah cairan menetes dari mata kala mengingatnya.

Sipirok – September 2021  

×
Berita Terbaru Update