Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mengenal Filsafat Pendidikan dan Sejarah Humanistik sebagai Salah Satu Alirannya

Thursday, December 30, 2021 | 8:01 PM WIB Last Updated 2021-12-31T04:01:19Z
Foto Azhuriyah

Kata filsafat memang tidak asing lagi di telinga kita, yang mana kata filsafat itu sering dipakai bahkan sering dijadikan tema untuk berdiskusi,  Menurut Bertrand Russel Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu pengetahuan.  Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan ( the mother of sciences ) yang mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahaan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika dankehidupanya. Di antara permasalahan yang dapat dijawab oleh filsafat adalah permasalahan yang ada di lingkungan pendidikan. Padahal menurut John Dewey, seorang filosof Amerika, filsafat merupakan teori umum dan landasan pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang terdapat dalam pengalaman pendidikan Apa yang dikatakan John Dewey memang benar. 

  Karena itu filsafat dan pedidikan memiliki hubungan hakiki dan timbal balik, filsafat pendidikan yang berusaha menjawab dan memecahkan persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosifis dan memerlukan jawaban secara filosofis.Jika kita memperhatikan pemikiran orang barat yang membahas filsafat mereka sama sekali lepas dari apa yang dikatakan agama. Bagi mereka titik berat filsafat adalah mencari hikmah. Hikmah itu dicari untuk mengetahui suatu keadaan yang sebenarnya, apa itu, dari mana itu, hendak kemana, dan bagaimana. Namun  pertayaan filosofis itu kalau diteruskan, akhirnya akan sampai dan berhenti pada sesuatu yang disebut agama.

    Menurut penulis mempelajari filsafat pendidikan itu gampang-gampang sulit, kenapa demikian? karena filsafat pendidikan itu adalah ilmu yang mempelajari sekaligus bisa melahirkan pengetahuan baru, sains dan melahirkan cabang ilmu baru. Dilihat dari proses kerjanya, filsafat Pendidikan sebagai proses berfikir manusia yang bertujuan untuk memperoleh kearifan dan kebijakan.

   Selanjutnya kita teruskan dengan membahas aliran humanistik, Aliran humanistik muncul pada pertengahan abad 20 sebagai reaksi teori psikodinamika dan behavioristik. Teori psikodinamika yang dipelopori oleh Sigmund Freud yang berupaya menjelakan hakekat dan perkembangan tingkah laku kepribadian. Model psikodinamika yang di ajukan Freud disebut dengan Teori Psikoanalisis (analytic theory).  Menurut teori ini tingkah laku manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasi di dalam pikiran yang sering tanpa disadari oleh individu. Freud menyakini bahwa tingkah laku manusia lebih ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologi yang tidak disadarinya. 

  Tingkah laku manusia lebih ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis, naluri irasional yang sudah ada sejak awal setiap individu. Sedangkan behavioristik merupakan aliran dalam pemahaman tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh Jhon B. Watson. Perspektif  behavioristik berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingah laku manusia. Asumsi dasar mengenai tingkah laku manusia menurut teori ini, bahwa tingkah laku manusia sepenuhnya ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan, dan juga bisa dikendalikan.

  Salah satu tokoh aliran humanistik terkenal adalah Abraham Harold Maslow (1908-1970). Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Need (Hirarki Kebutuhan). Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan Dalam teori hirarki kebutuhan, Maslow menyebutkan ada lima jenis kebutuhan dasar manusia secara berjenjang dan bertingkat mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).

   Pada tingkat paling bawah terletak kebutuhan-kebutuhan fisiologis (physiological needs), tingkat kedua terdapat kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (need for self-security and security), tingkat ketiga mencerminkan kebutuhan yang digolongkan dalam kelompok kasih sayang (need for love and belongingness), tingkat keempat mencerminkan kebutuhan atas penghargaan diri (need for self-system), sedangkan tingkat kelima adalah kebutuhan aktualisasi diri (need for self actualization) Kebutuhan-kebutuhan itu merupakan inti kodrat manusia, sebagaimana kebutuhan peserta didik juga tidak jauh berbeda dengan kebutuhan manusia pada umumnya. 

  Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, guru harus mengenal dan memahami jenis dan tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan berbagai aktivitas kependidikan, terutama aktivitas pembelajaran.  Dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik, guru dapat memberikan pelajaran setepat mungkin sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Mengutip pernyataan Freire yang menyatakan bahwa, sejatinya pendidikan adalah proses pemanusiaan manusia. 

   Pendidikan idealnya harus membantu peserta didik tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang lebih manusiawi, berguna dan berpengaruh di dalam masyarakatnya, bertanggung jawab, bersifat proaktif dan kooperatif serta mengembangkan potensi yang ada.  Dalam konteks humanisme, pendidik harus mendorong peserta didiknya untuk mencapai keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas prestasi yang tinggi, memberikan penghargaan atas prestasi yang mereka capai, berapapun kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan nonverbal.

Penulis : Azhuriyah
Ketua 3 KOPRI Rayon Syariah 
Komisariat UIN STS Jambi
Editor : Eky
×
Berita Terbaru Update