Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Telaah Filsafat Etika Syaikh Yusuf Al-Makassary

Wednesday, February 16, 2022 | 5:20 AM WIB Last Updated 2022-02-16T13:51:59Z

Foto : Amirul Mirza Ghulam. Kader Rayon Tabassam Komisariat Wahab Hasbullah Jombang


Tokoh Syaikh Al-Haj Yusuf Abu al-Mahasin Hadiyatullah al-Taj al-Khalwati al-Maqashshariy atau lebih dikenal sebagai Syaikh Yusuf Al-Makassary. Gelar syaikh yang disandang putra Makassar ini memiliki makna universal, yang dalam sejarah Nusantara berhubungan dengan ulama yang menguasai dunia tasawuf. Ia adalah tokoh historis yang mengembangkan ajaran etika religius dalam dakwahnya. Ajarannya bersumber dari kitab suci, tradisi, dan pemikiran tokoh-tokoh sejarah. Ia berhasil membawa Islam sebagai agama yang berkembang di dalam masyarakat yang majemuk, yang kaya akan pandangan-pandangan atau nilai-nilai tradisional.

Pijakan utama etika religius Syaikh Yusuf bersumber dari Al-Qur'an tentang manusia dan kedudukannya di dalam alam semesta. Konsep yang digunakan bercorak sufisme. Dalam buku yang berjudul Kritik Narasi Agama Telaah Filsafat Syeh Yusuf Al- makassary, beliau mengatakan, "hakikat manusia sebagai bayangan Tuhan di muka bumi" disebut sebagai konsep Al-Insan Al-Kamil. Konsep ini berfokus pada yang dapat mengantar manusia ke alam ilahiah (alam ketuhanan), melalui potensi batin yang dimilikinya.

Yusuf (nama kecil Syaikh Yusuf) lahir di Makassar pada tahun 1626 M. Lontara Syaikh Yusuf menceritakan bahwa Yusuf lahir di Istana Tallo pada 3 Juli 1626 M/8 Syawal 1036 H, dari puteri Gallarang Moncongloe di bawah pengawasan Raja Gowa. Menurut Da Costa dan Davis, orang tua Syaikh Yusuf termasuk kaum bangsawan. Ibunya memiliki hubungan darah dengan Raja-raja Gowa, sedangkan ayahnya masih kerabat Sultan Alauddin, salah satu penguasa di Sulawesi Selatan pada saat itu. Gelar "syaikh" diperoleh dari seorang mursyid tarekat yang membimbingnya, sesuai dengan tradisi ahli tasawuf.

Syaikh Yusuf dikenal sebagai figur dai, ahli tarekat, sekaligus ulama syari'at yang andal. Sebagai sufi besar, ia menguasai dan mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh dan telah mencapai puncak pendakian spiritual tertinggi dalam suluknya, sehingga menjadi wali yang suci dan karomah, bahkan ia berperan juga dalam persoalan sosial dan politik. Ia menjadi tokoh ulama di Kerajaan Islam Makassar, mufti di Kerajaan Islam Banten, juga pejuang yang memiliki patriotisme besar melawan kedzaliman penjajah di Nusantara, bahkan menjadi tokoh yang berpengaruh di berbagai negara. Syaikh Yusuf adalah salah satu mujadid terpenting dalam sejarah Islam di Indonesia. Jejaknya meliputi wilayah yang sangat luas, dari Sulawesi Selatan dan Jawa Barat, sampai ke Arabia, Sri Lanka, dan Afrika Selatan.

Konsep etika Syaikh Yusuf pada hakikatnya berdasarkan prinsip al-takhalluq bi akhlaq Allah (berakhlak dengan akhlak Allah). Moralitas hidup harus seiring dengan sikap dan perilaku yang beradab. Keberadaban ini tidak hanya sekadar rasa solidaritas sosial, tetapi juga merupakan solidaritas yang didasarkan pada unsur-unsur primordial. Relasi etika Syaikh Yusuf dan dakwah Islam berhubungan dengan tiga hal, yaitu: manusia, pribadi, dan makhluk Tuhan.

Etika religius Syaikh Yusuf merupakan pandangan moralitas religius yang universal, mencakup kebutuhan materiil dan spiritual. Secara materiil, ia menjadi landasan etos kerja dan aktivitas serta menjadi pendorong berkarya sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada sesama manusia. Secara spiritual, ia melandasi segala aktivitas kehidupannya dalam bingkai etika religius dan menyadari bahwa tanggung jawabnya tidak hanya kepada manusia dan berhenti di dunia saja, namun juga kepada penciptanya.

Konsep insan kamil Syaikh Yusuf terfokus pada esensi kesucian, yakni spiritual manusia yang akan mengantarkan manusia ke alam ilahiah (alam ketuhanan), melalui potensi batin yang dimilikinya sebagai indikasi kesempurnaan spritualnya. Idealisasi kesempurnaan manusia merujuk pada diri Nabi Muhammad SAW. Dari sisi kesempurnaan jiwanya dalam merefleksikan sifat-sifat ketuhanan. Dengan mencontoh perilaku Nabi, manusia dimungkinkan dapat memanifestasikan pola relasinya dengan Tuhan dan dengan etika kebudayaan yang sempurna dalam rangka pendakian menuju bingkai insan kamil.

Dalam konteks gerakan, ajaran-ajaran Syaikh Yusuf dapat menggerakkan suatu aktivitas sehingga berhasil membawa Islam sebagai agama yang maju dan berkembang di dalam masyarakat yang majemuk. Melekatnya dakwah Islam dengan tradisi, strata dan latar belakang masyarakat pada masa Syaikh Yusuf adalah hal penting untuk diperhatikan, dan karenanya harus menjadi perhatian para juru dakwah sekarang ini, baik secara perorangan maupun institusi. Dalam berbagai literatur, dijelaskan bahwa perbedaan status sosial (ekonomi, pendidikan, lingkungan tempat tinggal) menjadikan derajat pemahaman keagamaan seseorang menjadi beragam. Bahkan latar belakang pendidikan yang tidak sama, perlakuan pendidikan dan faktor status juru dakwah, menyangkut kapasitas dan kapabilitas, kualitas dan profesionalitas, baik itu secara personal maupun institusional, ikut memengaruhi kesadaran dan partisipasi keberagamaan masyarakat.

Dalam bingkai dakwah Islam di Indonesia, etika religius Syaikh Yusuf dapat menjadi acuan yang perlu dikembangkan guna merumuskan ulang paradigma-paradigma filsafat dakwah yang lebih baik, misalnya dakwah etis dalam kaitannya dengan masyarakat non-Islam. Jika mengingat dunia global dan interaksi masyarakat yang makin intensif dalam memenuhi kebutuhan hidup, tentunya masyarakat membutuhkan pandangan dan sikap yang lebih bersahabat, memberi kenyamanan dan ketenangan. Karena itu, etika religius penting dipraktikkan di dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam proses dakwah Islam.

Hal ini yang kemudian bisa menjadi bahan untuk dikembangkan oleh warga pergerakan di mana berpijak di atas Nilai Dasar Pergerakan dengan metode berfikir ala Ahlusunnah wal Jamaah untuk menciptakan terobosan dakwah dengan etika yang sesuai dengan sublimasi supremasi islam di zaman yang kian semrawut.


Penulis : Amirul Mirza Ghulam
Kader Rayon Tabassam Komisariat Wahab Hasbullah Jombang

Editor   : Sa'dullah
×
Berita Terbaru Update