Hidup bukan soal persaingan, tapi hidup itu berbicara masalah ketaatan. Berlomba berebut pasar, sikap saling eksploitasi demi kepentingan-kepentingan tertentu hingga banyak berfikir bahwa hidup itu persaingan. Sesuatu yang lahir dari kemampuan imajinasi dan dorongan nafsu sebagai fitrah yang mengiringi setiap diri manusia tersebut dan bukan lahir dari ajaran tuhan.
Tidak jarang kita temui itu di rumah organisasi kita, beberapa kader yang berlomba untuk melanjutkan kaderisasi dan berlomba-lomba mengejar sebuah jabatan dan mirisnya terkadang setelah nendapatkan jabatan tersebut lupa akan tanggung jawabnya, demi sebuah fashion agar terlihat berwibawa, keren dan wah dimata orang-orang.
Apa sebenarnya arti hidup? Pertanyaan itu sekilas sangat sederhana, tapi sadarkah kamu pertanyaan itu tidak sesederhana seperti seharusnya, bahkan dapat dikatakan sangat konpleks. Ketika mendapatkan pertanyaan itu, kamu pasti berpikir ulang dan bertanya-tanya kepada diri sendiri. Mengingat kembali perjalanan hidupmu selama ini. Lantas mempertanyakan arti dibalik kehidupan yang telah kamu jalani. Hidup diartikan masih ada terus, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. Maka arti hidup adalah maksud yang terkandung dibalik keberadabanmu sebagai manusia yang masih ada sampai sekarang.
Tuhan menciptakan manusia adalah untuk menyembah kepada-Nya. Menyembah tidak selalu diartikan sujud, sebagaimana sujud dalam shalat yang dilakukan oleh seorang muslim. Namun memiliki arti yang lebih luas lagi. Rasa ikhlas bekerja dengan benar dan selalu berfikir damai dengan mengenyampingkan rasa ambius terhadap duniawi merupakan suatu bentuk menyembah terhadap Tuhan. Pada dasarnya hidup adalah dua kegiatan, yakni kegiatan dipilih dan memilih.
Hidup seharusnya tidak ada ketakutan didalamnya. Takut jatuh, takut tersungkur, takut tidak berhasil adalah bisikan dari iblis yang sejatinya tidak perlu terlalu dirisaukan, selogis apapun kita berfikir, logika kita tidak akan pernah mengalahkan skenario yang sudah Tuhan tetapkan. Uniknya jalan Tuhan merupakan hal yang sama sekali tidak terasuk dalam logika manusia. Maka dari itu hidup adalah soal mengabdi, ikhtiar, dan taat, bukan soal yang lain dan juga bukan sama sekali soal gagal dan berhasil.
Menurut pengalaman hidup dari seorang penulis, artikel ini banyak sebuah kegagalan yang pernah ia dapatkan, dan beberapa keberhasilan yang tidak terduga, bahkan hal yang membuat dirinya patah, banyak lika-liku kehidupan, permasalahan baik itu permasalahan ekonomi, keluarga, bahkan pendidikan yang sering mengganggu mentalnya. Namun hidup harus tetap berjalan apapun yang gagal bagi penulis adalah sebuah pembelajaran dan pengalaman hidup yang mesti berakhir dengan hal indah, karena gagal baginya adalah keberhasilan yang tertunda, jalani semua lika-liku itu dengan iman agar tidak berhenti secara tragis ditengah jalan.
Bagaimana menentukan arti hidup? Menurut Victor E. Frankl pernah menerangkan, makna hidup adalah arti hidup dari seseorang. Arti hidup yang dimaksud Victor bukan untuk dipertanyakan, melainkan direspon dengan tindakan. Pandangan Victor ini memberikan sedikit gambaran bahwa arti hidup seharusnya tidak dipertanyakan. Respon yang tepat adalah dengan mempertanggung jawabkannya dengan tindakan, bukan sekedar kata-kata, ada pula yang mengaitkan arti hidup dengan tujuan. Pemaknaan hidup dapat diperbolehkan asalkan kamu tau tujuanmu.
Tidak heran bila ada yang menjelaskan jika arti hidup adalah motivasi, tujuan, atau harapan yang harus dimiliki seseorang yang hidup di dunia ini. Pengertian ini secara tidak langsung menyebutkan seseorang yang tidak punya tujuan hidup maka tidak tahu arti hidupnya.
Sebenarnya tidak ada penjelasan yang benar-benar mutlak tentang ini. Manusia tidak ada yang tahu cara menentukan arti hidup dengan benar. Dapat dikatakan bahwa manusia hanya berusaha mencari cara paling mendekati kebenaran. Sejauh ini ada banyak cara yang dilakukan untuk menentukan formula tepat sebagaimana menentukan arti hidup. Ada yang mencoba menentukan arti hidup dengan bertanya pada orang lain, ada yang mencoba dengan membaca buku dari penulis-penulis bijak, ada juga yang mempalajari pandangan hidup para filsuf.
Hidup adalah pengalaman, kenapa demikian? Ya karena pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman juga dapat diartikan sebagai memori episodic yaitu memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi, otobiografi. Pengalaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-harinya. Pengalaman juga sangat berharga bagi setiap manusia, dan pengalaman dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan dijadikan pedoman serta pembelajaran manusia.
Pengalaman secara langsung maupun tidak langsung mengenai hal ini salah satu contoh pengalaman langsung adalah apabila seseorang pernah bekerja pada suatu organisasi lalu oleh karena suatu hal, ia meninggalkan organisasi itu lalu pindah ke organisasi yang lain. Sedangkan contoh pengalaman tidak langsung adalah peristiwa yang diamati dan diikuti oleh seseorang pada suatu organisasi meskipun yang bersangkutan sendiri tidak menjadi anggota dari pada organisasi dimana peristiwa yang diamati dan diikuti itu terjadi.
Dalam dunia kerja, istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan keterampilan tentang sesuatu yang diperoleh lewat ketertiban atau berkaitan dengannya selama periode tertentu. Secara umum pengalaman menunjuk kepada mengetahui bagaimana atau pengetahuan prosedural daripada pengetahuan proposional. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman juga diketahui sebagai pengetahuan empirical atau pengetahuan posteriori. Seseorang yang dengan cukup banyak pengetahuan, pengalaman dibidang tertentu dipanggil ahli.
Nama Penulis: Azhuriyah - Pengurus KOPRI cabang Kota JAMBI (Biro dakwah dan kajian perempuan)
Editor: Titis Khoiriyatus Sholihah
