Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Meningkatkan Literasi Kader Dalam Era Milenial

Saturday, June 5, 2021 | 6:47 AM WIB Last Updated 2021-06-05T13:47:27Z

 


Fika Winda Hamidah

PMII Rayon Abdurrahman Wahid

Teknologi yang begitu luas ini membutuhkan kemampuan untuk memilih dan memilih informasi yang berguna yang fakta maupun dusta, sehingga kemampuan kader dalam menulis harus ditingkatkan. Beraktivitas di PMII memang sangat penting memiliki kemampuan menulis terutama menulis buku. Walau ditengah era digital dimana setiap orang melakakuan atau beraktivitas di media sosial, namun kehadiran buku juga sangat penting untuk mentransfer pengetahuan da informasi oleh karena itu sebagai kader PMII mulailah menulis. Literasi dalam kader PMII harus dilakukan karena seorang aktivis harus mampu berbicara, mamu menulis, dan mamupu berhitung ingat aktivis juga harus digandeng dengan lietrasi. 

Tetapi banyak kader yang malas menulis, apalagi menerbitkan buku, sehingga kita harus dapat memahami penertian lietrasi. Sebenarnya literasi bukan hanya sekedar membaca atau menulis saja, literasi itu kemampuan menyerap informasi dan mengolah sehinga berguna untuk kehidupan yang akan datang khususnya kader PMII. Sekarang ini mahasiswa seperti masuk dalam zona nyaman yang serba instan. Perkembangan teknologi masuk kedalam bidang namun literasi kurang di masukkan, julukan pendekar pena juga sebagai ketua umum pertama PMII Mahbub Djunaidi yang mulai menulis di surat kabar hingga menjadi tulisan sebagai kritikan sekarang ini kurang di teruskan oleh kader kader PMII. 

Walau banyak mahasiswa yang menjadikan Mahbub sebagai figur yan identik dengan budaya literasi tetapi yang dibawa beliau tidak terlalu banyak dijadikan percontohan. Entah apa yang di pikirkan oleh mahasiswa sekarang khusunya kader PMII. Sember informasi yang sangat mudah untuk mencari berita namun tidak menjadi terobosan atau semangat untuk menulis dibanding dengan sebelumnya, yang semua serba susah apalagi dalam mencari sebuah berita karena minimnya teknologi tetapi sekarang yang masuk dunia milenial tetapi tidak dimanfaatkan untuk menulis. 

Kader tanpa literasi bisa apa ? buku juga bisa menjadi ancaman kekuasaan yang ada, patut beryuskur jika buku masih menjadi ingatan yang dapat dikaji dikemudian hari, bukan waktunya buku sebagai bantal tetapi bagaimana cara agar buku menjadi nutrisi atau makanan sehari-hari mahasiswa. Apa yang diharapkan masyarakat terhadap mahasiswa yang akan buta literasi ? sejatinya buku adalah warna yang dapat menghiasi sebuah peradaban, tergantung generasi bangsa bisa menghargai makna yang terkandung dalam buku itu sendiri. 

Tak salah lagi jika buku menjadi fasilita untuk mewarnai generasi bangsa, penting bisa menjadi dan meneladani dan menjadikan percontohan literasi dalam mengeksplore keilmuan, karena gerakan mahasiswa akan muncul melalui gerakan literasi yang luas, sehingga sangat penting literasi apalagi sebagai aktivis mahasiswa terkhusus para aktivis pergerakan mulai terwuud kembali. Tugas seorang kader pentingnya mengingat kualitas sumber daya manusia yang ada untuk menggunakan strategi pemberdayaan SDM/Kader yang teapt dan terarah.

Literasi menjadi tanggung jawab kita semua untuk terus mengupayakan dalam menjawab tantangan, literasi bukan hanya hal yang mudah dilakukan. Kondisi milenial ini keadaan yang informasi susah untuk di percaya karena beredarnya informasi di sosial media atau dunia maya. PMII organisasi pengkaderan yang memiliki basik filosofi berupa pergerakan, mahasiswa,islam dan indonesia diharapkan menjadi salah satu tanggung jawab dalam kondisi literasi tak tanggung-tanggung sebagai organisasi PMII yang menyandang gelar mahasiswa kaum intelektual yang diharapkan berkembang dari segi intelektualitas, sosial maupun spiritualitas dan sudah menjadi tanggung jawab utama bagi mahasiswa terkait diskusi, membaca. 

Permaalahan yang dijumpai di kalangan anggota dan kader PMII berada budaya minat baca, karena belum begitu masif dalam melaksanakan agenda literasi, oleh sebab itu adalah dengan cara menghidupkan budaya diskusi sebagai alat mempertajam kejernihan pikiran dari anggota kader yang ada diharapkan dengan adanya diskusi kader dapat memerikan Output berupa tulisan krisis dan transformatif, karena PMII harus mengawal bangsa indonesia dari segi politik, pendidikan, sosial buadaya, hukum maupun teknologi yang di era milenial ini. 

×
Berita Terbaru Update