Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Problematika Perempuan Sarjana dalam Perannya sebagai Ibu

Monday, June 21, 2021 | 4:54 AM WIB Last Updated 2021-06-21T11:54:27Z

Oleh : Dilla Putri Mandagi

Rayon Tarbiyah

Komisariat UIN STS Jambi

Perempuan identik dengan kata ibu. Ya, perempuan akan menjadi seorang Ibu pada masanya. Lalu apa gunanya perempuan berpangkat dan bergelar sarjana jika nantinya akan hanya menjadi Ibu rumah tangga ? Pemikiran pemikiran yang seperti ini harus kita musnahkan di lingkungan kita, sebab akan merusak pola pikir orangtua kedepannya dan akan berdampak pada menurunnya tingkat pendidikan pada perempuan.

Tapi, apa tidak terlintas di pikiran kita bahwa seorang Ibu tidak hanya harus bisa memasak di dapur, membersihkan rumah, melayani anak-anak dan suami, tapi seorang ibu juga harus memiliki kecerdasan dan bekal ilmu. Untuk apa ? Anak-anak haruslah dididik oleh seorang Ibu yang cerdas dan memiliki ilmu agar anak-anak tumbuh dengan kecerdasan dan juga akhlak yang baik. Memang tak semua anak yang pintar dan punya akhlak baik adalah hasil dari didikan Ibu yang berpangkat dan bergelar. Tetapi, jika seorang ibu sudah menempuh pendidikan selama 12 tahun disekolah dan 4 tahun di jenjang kuliah, kira-kira sudah cukup bekal yang ia punya untuk bisa menjadi Madrasah pertama bagi anak anaknya. Dan sebaik mungkin sejak dini anak-anak sudah diajarkan tentang agama. Agar anak-anak tidak terjerumus kedalam hal-hal negatif yang akan merusak masa depan anak.

Terlebih untuk menghilangkan pemikiran buruk yang mencoba menurunkan tingkat pendidikan perempuan ini sangatlah susah, karena otak sudah dipenuhi doktrin buruk dari lingkungan. Maka dari itu, perempuan itu sendiri lah yang harus merubah pola pikir para orangtua dengan cara membuktikan bahwa perempuan bisa berkarir dikuar rumah, perempuan harus bisa menjadi ibu yang cerdas dan berilmu, tanpa melupakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri dan juga seorang ibu.

Tapi ingat ! Ketika perempuan sudah diberikan kesempatan untuk menempuh jenjang perkuliahan artinya perempuan itu harus bisa menjaga amanah orangtuanya. Orangtua punya harapan besar terhadap anak perempuannya yang kuliah. Bukan hanya untuk mencapai gelar sarjana, namun agar anak perempuan itu bisa menjadi seorang ibu dan istri yang cerdas kelak.

Menyia-nyiakan kesempatan belajar berarti sama saja kita menghancurkan harapan orangtua yang sudah dibangun dengan penuh cinta, kasih sayang, dan juga pengorbanan.

×
Berita Terbaru Update