Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Milenial Melek Politik

Sunday, November 12, 2023 | 11:36 PM WIB Last Updated 2023-11-13T07:36:09Z



Posisi generasi milenial sangat diperhitungkan, mengingat bergeloranya tahun politik saat ini. Generasi milenial merupakan bagian dari penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi, baik ditingkat daerah maupun nasional. 

Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih milenial dan gen-Z mencapai 113 Juta pemilih. KPU mengungkapkan, ‘’milenial mendominasi pemilih pemilu pada tahun 2024 ..."
dengan jumlah tersebut tentunya milenial dapat berperan penting pada pemilu 2024, baik sebagai pemilih, penyelenggara, atau bahkan menjadi peserta pemilu. 

Berbicara mengenai politik tentunya sangatlaj menarik, bahkan diruang publik maupun warung kopi sekalipun selalu tak lepas dari pembahasan mengenai politik. Sejauh ini stigma mengenai politik seringkali dicitrakan sesuatu yang buruk, kotor dan penuh intrik. Tak jarang untuk mencapai tujuannya seseorang maupun kelompok melakukan segala cara , bahkan sampai bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.  Terkait stigma yang berkembang dimasyarakat, milenialpun banyak tidak tertarik dan tidak yakin dengan proses politik dan pemilu, pada akhirnya cenderung menjadi peserta golput.

Atas dasar itu, pentingnya bagi semua pihak untuk mengedukasi, mengakui peran dan menyediakan saluran milenial di bidang politik, terutama dalam pemilu 2024. Untuk menciptakan generasi-generasi terbaik di kancah politik, generasi milenial jangan hanya menjadi objek lumbung suara , tapi ada hal lain yang begitu penting yakni menyampaikan pendidikan politik dan pentingnya milenial dilibatkan secara positif.

Dalam dunia ‘’politik praktis’’ maupun ‘’politik etis’’ generasi milenial akhir-akhir ini sudah menunjukkan peran dan kontribusi yang cukup menonjol. Pandangan politik generasi milenial pada konsen nilai, sikap, dan preferensi yang berbeda dari generasi sebelumya. Generasi milenial mempunya kecenderungan memilih gaya kepemimpinan yang kolaboratif dan horizontal. Mereka menempatkan penekanan pada dialog dan partisipasi.
 
Kemampuan generasi milenial dalam mempengaruhi publik secara umum, salah satunya direkam dengan baik oleh Stella M. Rouse dan Ashley D. Ross melalui bukunya The Politics of Milennials: Political beliefs and policy preferences of America’s Most Diverse Generations.

Dalam karyanya itu, Rouse dan Ross mengatakan bahwa generasi milenial dan generasi sebelumnya sangat berbeda dalam hal pandangan politik, nilai dan penggunaan teknologi. Generasi milenial cenderung lebih progresif dan inklusif dalam pandangan politik, dengan lebih peka mengenai isu-isu seperti hak minoritas, LGBT , kesetaraan gender dan isu lingkungan.

Selain itu, Generasi milenial telah memperjuangkan masalah seperti hak asasi manusia, lingkungan dan isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan gender. Milenial juga menggunakan media sosial dan platform daring lainnya untuk memperjuangkan pendapat mereka dan mempengaruhi opini publik yang berkembang. Milenial sendiri, butuh metode-metode pendekatan inovatif dan kreatif. 

Kendati demikian, cara-cara generasi tua yang dianggap tidak fleksibel lagi harus diubah dan lebih beradaptasi dengan generasi milenial dan gen-Z. Agar generasi ini mendapatkan pendidikan politik yang baik, dan menjaga ruang digital yang sehat serta meninggalkan legasi yang baik pada pemilu 2024.

Terakhir, sebagai penutup, ‘’Jadilah smart people, smart voters. Jangan golput karena apresiasi generasi muda perlu mendapatkan perhatian dimasa kini dan menjelang bonus demografi."




Penulis : Asna Ningsih, S.E
Editor : M. Hazim
×
Berita Terbaru Update