Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Midset Salah Kader PMII

Saturday, July 3, 2021 | 9:42 PM WIB Last Updated 2021-07-04T04:42:55Z

Oleh : Riki Dermawan

Keta Cabang PMII Rokan Hilir

Secara umum, pengertian organisasi adalah suatu kelompok orang dalam sebuah wadah yang digunakan untuk mewujudkan tujuan bersama. 

Organisasi pada dasarnya dibuat sebagai tempat ataupun wadah bagi orang orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis. Organisasi juga digunakan secara terencana, terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya (money, material, machine, method, environment), sarana prasaran secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama.

Sebagai sebuah Organisasi Kemahasiswaan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang disingkat dengan PMII adalah sebuah organisasi yang berdiri pada tanggal 17 April tahun 1960 di Surabaya yang lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa Nadhathul ulama untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama'ah.

Yang memiliki visi dari dua landasan utama, yakni visi ke-Islaman dan visi kebangsaan.

Visi ke-Islaman yang dibangun PMII adalah visi ke-Islaman yang inklusif, toleran dan moderat. Sedangkan visi kebangsaan PMII mengidealkan satu kehidupan kebangsaan yang demokratis, toleran, dan dibangun di atas semangat bersama untuk mewujudkan keadilan bagi segenap elemen warga-bangsa tanpa terkecuali.

Disamping itu PMII memiliki misi yang Merupakan manifestasi dari komitmen ke-Islaman dan ke-Indonesiaan, dan sebagai perwujudan kesadaran beragama, berbangsa, dan bernegara. Dengan kesadaran ini, PMII sebagai salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi intelektual berkewajiban dan bertanggung jawab mengemban komitmen ke-Islaman dan ke-Indonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia dan membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan baik spiritual maupun material dalam segala bentuk.

Namun pada prakteknya, ada beberapa Konsep yang salah pada oknum Kader PMII, konsep atau pola pikir salah tersebut dijadikan sebagai tujuan dan seharusnya kader pergerakan lebih mengedepankan asas berpikir dan bertindak  dengan Tri khidmat, Tri motto, dan juga tri komitmen yang di padu menjadi Trilogi Pergerakan. 

Konsep berpikir yang salah tersebut berupa doktrinasi terdahulu yang sampai hari ini masih di pakai oleh kader-kader PMII yang harusnya menjadi organisasi kemahasiswaan yang memanifestasikan gerakan nyata di tengah masyarakat.

Nah, sebagai Kader PMII, tentu sudah tidak asing ditelinga kita mendengarkan kalimat "Nikahilah Koprimu, maka sempurnalah PMII-mu".

Kopri yang di maksud adalah singkatan dari Korps putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang menjadi Semi otonom dari PMII itu sendiri. Kader Pergerakan Perempuan yang juga Memiliki struktural serta kegiatan tersendiri.

tentu ini menjadi Bumerang atau masalah didalam organisasi pergerakan apabila para kader-kader nahdhyin masa depan  menjadikan hal demikian sebagai tujuannya berkhidmat di rumah besar pergerakan.

Sementara tujuan dari PMII sesungguhnya adalah "Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT berbudi luhur berilmu cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta berkomitmen dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan republik Indonesia seperti yang termaktub pada bab ke IV pada Anggaran Dasar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia". 

Dampak doktrinasi tersebut penulis jadikan sebagai "Mindset salah Kader PMII". Kenapa demikian? Mindset atau pola pikir yang salah Kader PMII itu masih menjadi bulan-bulanan dalam perbincangan oknum kader pergerakan dan berafiliasi sebagai tujuan dalam ber-PMII. Sehingga dikhawatirkan berdampak kurangnya gerakan nyata dari mahasiswa ditengah masyarakat,bangsa dan negara. 

Pola gerakan (agent of change, social control, dan iron stock) layaknya mahasiswa pada umumnya dikhawatirkan akan berubah ke pola asmara yang tak berpenghujung atau tidak ada habisnya(turun temurun). Belum lagi jika konflik asmara antar kader satu atap, atau struktural inti di PMII itu sendiri, contoh;(ketua, sekretaris, bendahara) dalam kepengurusan misalkan, asmara sama-sama pengurus rayon, Pengurus Komisariat atau bahkan pengurus cabang tidak menutup kemungkinan berdampak pecah kongsi,tidak solid bahkan saling jelek menjelekkan dan berdampak perpecahan dalam kepengurusan.

Memang tidak bisa dipungkiri dan sungguh sangat wajar, namanya juga mahasiswa,anak muda memang haus akan asmara tapi perlu penulis sampaikan,untuk kader hari ini jangan hal demikian dijadikan sebagai tujuan dalam ber-PMII dan jangan doktrinasi kepada kader next generation (selanjutnya) dengan kalimat yang sama kepada regenerasi atau kader selanjutnya. Jikala memang sahabat-sahabat dipertemukan jodoh melalui PMII anggaplah itu sebagai Bonus namun bukan sebagai tujuan berkhidmat di rumah besar pergerakan.

×
Berita Terbaru Update